Banyak dari kita yang tidak mengetahui
terdapat satu hari dalam setahun yang diperingati sebagai Hari Kunjung
Perpustakaan. Karena tidak tahu itulah, peringatan Hari Kunjung Perpustakaan
tidak semeriah saat Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei. Miris, mengingat
pendidikan dan perpustakaan adalah hal yang saling berkaitan erat. Dalam masa
perkembangan pendidikan pemakai di dunia, muncul sebuah gagasan dari Patricia
Knapp yang menyebutkan bahwa, “Library should be the center of learning”.
Artinya? Perpustakaan sebagai pusat pembelajaran. Merujuk pada gagasan
tersebut, perpustakaan seyogyanya berstatus sama dengan pendidikan,
diperhatikan secara serius. Karena seharusnya, perpustakaan dan pendidikan
berjalan beriringan dan saling melengkapi.
Maka dari itu, pada 14 September 1995, mantan
Presiden RI, (Alm.) Soeharto menggagas satu hari sebagai Hari Kunjung
Perpustakaan dimana pada hari itu juga dicanangkan sebagai awal gerakan Gemar
Membaca. Sejak saat itulah 14 September menjadi Hari Kunjung Perpustakaan yang
diperingati di perpustakaan dengan menyelenggarakan berbagai acara. Acara
tersebut yang dilakukan oleh Pustakawan dan pegawai perpustakaan di Hari
Kunjung Perpustakaan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar lebih
mengenal perpustakaan dan semakin sadar bahwa membaca yang dicanangkan pada
hari yang sama dengan Hari Kunjung Perpustakaan bukan hanya wacana. Dengan
gerakan tersebut, diharapkan masyarakat diharapkan lebih menyadari bahwa
membaca itu merupakan kegiatan yang penting karena secara sederhananya, dengan
membaca akan lebih banyak pengetahuan yang baru kita ketahui. Misalnya, membaca
tulisan ini ada beberapa orang yang menyadari bahwa, “Oh, perpustakaan ternyata
punya peringatan Hari Kunjung Perpustakaan ya?” See? Dengan meluangkan sedikit
waktu —lima menit pun tak apa— kita akan mengetahui sesuatu yang baru. Jadi,
bisakah sisihkan waktu barang 5-10 menit untuk membaca dan mendapat sesuatu
yang baru?
Divisi Pers, Isnaeni Setyaningsih
Posting Komentar
0Komentar