Dikutip dari Tribunnews.com edisi 15/05/2017, berdasarkan studi Most Littered Nation in the World 2016 minat baca di Indonesia
menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kita perlu meningkatkan literasi masyarakat
Indonesia. Bung Hatta pernah melontarkan kata-kata yang
kemudian menjadi kutipan unggulannya, yaitu “Aku reladi penjara asalkan bersama buku,
karena dengan buku aku bisa bebas”. Tidak hanya Bung Hatta yang
secara khusus menempatkan membaca sebagai cara untuk membebaskan diri dari belenggu kebodohan,
Bung Karno yang merupakan sahabat bung Hatta dan presiden pertama Indonesia
tentu tidak terlahir dengan segudang pengetahuan luas akan kebangsaan,
lengkap dengan jiwa kepemimpinan dan kemampuan berpidato yang berapi-api. H.O.S
Tjokoroaminoto-lah yang memperkenalkan buku kepada Soekarno muda.
Dalam meningkatkan minat baca masyarakat ini tentunya dibutuhkan peran perpustakaan.
Dengan perpustakaan akan tertolonglah masyarakat ekonomi lemah dalam mengakses informasi
yang mereka perlukan.
Dalam kasus ini perpustakaan dapat dikatakan menjadi sarana mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia,
sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan perpustakaan juga merupakan penghayatan falsafah
Negara kita yaitu Pancasila.
Guna mewujudkan hal tersebut,
ALUS DIY kembali menyelenggarakan AGTS (ALUS Goes
to School) Jilid 5 dengan harapan dapat meningkatkan fungsi
perpustakaan sekolah dan minat baca siswa serta minat siswa untuk
mengunjungi perpustakaan,
pada Jum’at dan Sabtu (17-18/11/2-17). Kegiatan ini diadakan di 8
sekolah di 5
kota/kabupaten di DIY tepatnya di SD Siyono 3 Gunung Kidul, SD Timuran
Kota
Jogja, SD Sindet Bantul, SD Patalan Baru Bantul, SD Imogiri Bantul, SD
Bakalan Bantul, SD Ngemplak Sleman, dan SD Karangsari 2 Kulon Progo.
Kegiatan yang
dilangsungkan meliputi story telling,
games, pustakawankecil, dan perpustakaan keliling.
Posting Komentar
0Komentar