Nama
: Denyut Nadi Rivew
Novel
: Musim Dingin di Osaka
Penulis
: Rin Akizakura
Musim Dingin di Osaka Ungkapan hati yang kau ragukan…. Di mataku, ia tampak
paling bersinar, karena selalu memberikan senyuman manis untuk orang-orang yang
ada disekitarnya. Entah sudah berapa kali aku mengambil gambar wajahnya menggunakan
kameraku ini. Di bawah rimbun pohon sakura, ia bernyanyi sambil bertepuk tangan
bersama beberapa anak lainnya. Dia bekerja sebagai seorang guru atau Sensei
Taman Kanak-Kanak. Ternyata nama gadis itu adalah Yura-chan, gadis yang manis,
periang, dan suka anak kecil. Kenji-kun dan Shiin Fujita mereka sudah berteman
di komunitas pencinta alam. Hari ini mereka berdua sengaja datang ke Kastil
Osaka, tempat diadakannya Festival Hanami (menonton bunga sakura pada musim
semi). Musim semi selalu menjadi musim yang dinanti karena, hampir seluruh
halaman Kastil ini akan dipenuhi oleh warna merah muda dari kelopak-kelopak
bunga sakura yang sedang bermekaran ini. Hari demi hari Kenji-kun yang selalu
menemani Yura-chan mengajar di sekolah, Kenji-kun yang tadinya tidak suka anak
kecil sedikit perubahan sekarang beberapa anak sudah mau berbincang denganku.
Seiring berjalannya waktu tak terasa aku dan Yura-chan bersama menghabiskan
waktu. Kenji-kun dan Yura-chan pergi ketempat Sungai Okawa ia selalu mengikuti
ke mana kakiku melangkah dan tak henti-henti melihat sesuatu yang dianggapnya
menarik menggunakan kamera miliknya itu. “Kau tidak boleh menyimpannya lebih
lama lagi. Sebentar lagi musim panas. Kalian tentu akan pulang ke tempat-tempat
masing-masing. Kalian akan lama tidak bertemu. Kita tidak tahu kejadian apa
yang terjadi saat kalian tidak saling betemu lagi”. Mendengar perkataan dari
Nana-chanm, aku kembali memikirkannya lagi, Nana-chan adalah sahabat Yura-chan,
memang sangat benar apa yang dikatakan oleh Nana-chan. Aku sangat menyukai
Kenji-kun. Ia berdoa kepada Tuhan akan menjodohkannya dengan orang yang lain,
Bagaimana dengan perasaanku yang sudah terlanjur tumbuh subur ini? dengan
perasaan inipun kita masih ragu-ragu, Tak lama kemudian Yura-chan pergi kerumah
Keji-kun untuk menginap karena, orang tua Yura-chan akan menjodohkannya dengan
orang yang tidak ia suka, Sampai ia bingung harus bercerita lagi dengan siapa
teman paling akrab dengan Yura-chan adalah Kenji-kun ia selalu bercerita dengan
untuk keluar dari zona perjodohan ini. Beberapa bulan setelah memecahkan
masalah Yura-chan. Aku kembali ke rutinitasku, bangun pagi, mandi, lalu membuat
sarapan untuk diriku sendiri. Suatu hari Kenji-kun berkata kepada “Yura-chan,
jika kamu memang mengingkan pria yang selalu mengucapka cinta padamu atau pria
yang senang memberikan kejutan-kejutan manis untukmu, maka aku akan berusaha
menjadi seperti yang kau inginkan. Meskipun begitu sulit untuk berubah dengan
begitu cepatnya. Tapi, aku berjanji akan menjadi yang kau inginkan Yura-chan.”
Mata Yura-chan mulai berkaca-kaca. Aku paling tidak bisa melihatnya menangis.
“Aku baru menyadarinya. Kenji-kun yang seperti inilah yang telah membuatku
mencintainya. Bukan Kenji-kun yang selalu mengumbar kata cinta atau Kenji-kun
yang memberikan kejutan-kejutan manis. Bagiku, cukup Kenji-kun yang seperti
ini.” Akupun kembali tersenyum. Udara musim dingin yang begitu menyejukkan tak
mampu membekukan hati kami yang menghangat. Ya, cinta memang tak perlu
diungkapkan dengan kata-kata. Jika kita mencintai seseorang, tanpa kata-kata
pun kita akan menyadari rasa cinta yang mereka miliki untuk kita.. Happy Ending
merekapun hidup bahagia…… J
Sukses selalu kak 🥰
BalasHapus